BAB I
PENDAHULUAN
A. Urgensi Penulisan
Dalam Islam suatu pendidikan untuk memperoleh ilmu tersbut sangatlah dianjurkan, bahkan dalam ayat al-Quran Allah mensyariatkan bahwa dianjurkan untuk menuntut ilmu, bahkan Allah akan mengangkat derajat seseorang yang berilmu tersebut beberapa derajat. Dalam hal menuntut ilmu ini, yang tidak kalah penting adalah pendidikan aqidah, pendidikan ibadah, pendidikan akhlak serta pendidikan hati, seperti yang dibahas dalam makalah ini. Karena semua ini erat kaitannya dengan bukti pembaktian sebagai hambah Allah SWT. Jadi dalam makalah ini penulis membahas hadits yang berbicara mengenai pendidikan aqidah, pendidikan ibadah, pendidikan akhlak serta pendidikan hati.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis membahas hadits-hadits yang berbicara mengenai :
1. Hadits tentang Pendidikan Aqidah
2. Hadits tentang Pendidikan Ibadah
3. Hadits tentang Pendidikan Akhlak
4. Hadits tentang Pendidikan Hati.
BAB II
ISI
A. Pendidikan Akidah
Pendidikan Aqidah ialah proses pembinaan dan pemantapan kepercayaan dalam diri seseorang sehingga menjadi yang kuat dan benar. Proses tersebut dapat dilakukan dalam bentuk pengajaran, bimbingan dan latihan. Dalam penerapannya pendidik dapat menerapkan dengan berbagai metode yang relavan dengan tujuan yang ingin dicapai. Sehubungan dengan itu terdapat dalam hadist berikut :
1. Lafal Hadits dan Terjemahan Hadits
حد ثنا عبد الله حدثنى أبى ثنا أبواليمان أنا شعب قال ثنا عبد الله بن أبى حسين حدثنا شهر بن حوشب عن عامر أوأبى مالك أن النى صلى الله عليه وسلم بينما هو جالس فى مجلس فيه أصحا به جاءه جبر يل عليه وسلام فى غير صورته يحسبه رجلامن المسلمين فسلم عليه فردعليه السلام ثم وضع جبر يل يده على ركبتى النبى صلى الله عليه وسلم وقال له يا رسول الله ماالا سلام فقال ان تسلم وجهك لله وان تشهد ان لااله الا الله وان محمد ا عبده ورسوله وتقيم الصلاة وتؤتى الزكاة قال فاذا فعات ذلك فقدأ سلمت قال نعم ثم قال ما الا يمان قال ان تؤمن بالله واليوم الاخر والملا ئكة والكتاب والنبيبن والموت والحياة بعدالموت والجنة والنار والحساب والميزان والقدركاخيره وشر قال فاذافعات ذلك فقدا منت قل نعم ثم قال ماالا حسان يارسول الله قال ان تعبدالله كانك تراه فانك ان كنت لاتراه فهو يراك قال فاذا فعلت ذلك فقدأ حسنت قال نعم ونسمع رجع رسول الله صلى الله وسلم اليه ولا يرى الذى يكلمه ولايسمع كلامه قال فتى الساعة يارسول الله فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم سحجان الله خمس من الغيب لا يعلها الاالله عزوجل ان الله عنده علم الساعة ينزل لغيث ويعلم مافى الارحام وما تدرى نفس ماذا تكسب غداوماتدرى نفس باى أرض تموت ان الله عليه خبير فقال السائل يارسول الله ان شئت حدثنك ابعلا متين تسكونان قبلها فقال حدثنى فقال اذا رأيت الامة تلدو بهاو يطول أهل البنيان بالبنيان وعادالعالة الحفاة رؤس الناس قال ومن أولئسك يرسول الله قال لعريب قال ثم لى فلمالم يرطر يقه بعد قال سبحان الله ثلاثا هذاجبريل جاءليعلم الناس دينهم والذى نفس محمد بيده ماجاءنى قط الاوأناأعرفه الاان تكون هذهالمرة
“Umar ibn al-Khatthâb meriwayatkan: pada suatu hari ketika kami berada di dekat Rasulullah saw., tiba-tiba datang kepada kami seorang laki-laki yang sangat putih pakaiannya, sangat hitam rambutnya, tidak terlihat padanya tanda-tanda dalam perjalanan dan tidak seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Sampai ia duduk di dekat Nabi SAW. lalu ia menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas paha Nabi, lantas berkata, "Hai Muhammad! Beritahukan kepada saya tentang Islam! Rasulullah saw. bersabda: Islam itu adalah pengakuan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, membayarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadan, dan menunaikan haji bagi orang yang sanggup. Lelaki itu berkata: Engkau benar. Umar berkata, 'kami tercengang melihatnya, ia bertanya dan ia pula yang membenarkannya'. Selanjutnya laki-laki itu berkata lagi: Beritahukan kepada saya tentang iman! Rasulullah saw. menjawab: Iman itu adalah keyakinan kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhirat dan qadar baik dan buruk. Laki-laki itu berkata: Engkau benar. Selanjutnya, ia berkata lagi: Beritahukan kepada saya tentang ihsan! Rasulullah saw. menjawab: ihsan itu adalah Engkau menyembah Allah seakan-akan Engkau melihatnya. Jika kamu tidak bisa melihat-Nya, maka rasakanlah bahwa Dia melihatmu….”
2. Informasi Mu’jam al-Hadist
Dalam penelusuran hadits diatas penulis menggunakan kata الزكاة yang mana kata dasarnya adalah زكى , dari kata dasar tersebut penulis memperoleh informasi dalam Mu’jam Juz 2, halaman 340 sebagai berikut:
...وتقيم الصلاة وتؤتى الزكاة ن͞ بيعة ١٧ ,, د͞ سنة ١٦ ,, جه͞ فنت ١٢, ١٣ ,, ط͞ جهاد ٤ ,, حم͞ ١ , ٢٧, ٥١ , ٥٢ , ٢ , ١٠٧ , ٢٩٦ , ٤٢٦ , ٤٤٣ , ٥٢٢ , ٣ , ٤٧٢, ٤٧٣, ٤, ١٢٩ , ١٦٤, ٣٥٩, ٣٦٣ ,٣٦٤ , ٥,٢٣١, ٢٣٧,٣٧٣,٤١٣,٤١٧,٤١٨
3. Syarah Hadits
Hadits diatas berbicara mengenai pendidikan aqidah, yang mana aqidah secara bahasa adalah ikatan dan sangkutan. Jadi aqidah adalah sesuatu yang mengikat dan menjadi sangkutan. Dalam agama Islam aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada zat mutlak yang maha esa yang disebut Allah. Dalam hal ini aqidah ini erat kaitannya dengan keyakinan dan keimanan seseorang. Yang mana dalam Islam yang wajib diyakini adalah :
a. Keyakinan Kepada Allah SWT
Yaitu mempercayai bahwasanya Allah itu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Dalam aqidah Islam konsepsi tentang kehutanan Yang Maha Esa disebut dengan Tauhid. Menurut Ostman Raliby ajaran Islam tentang Kemahaesaan Tuan mencakup kepada :
1) Allah Maha Esa Dalam ZatNya.
Artinya zat Allah tidak sama dan tidak dapat dibandingkan dengan apapun juga.
2) Allah Maha Esa dalam Sifat-SifatNya.
Artinya sifat-sifat Allah penuh dengan kesempurnaan dan kutamaan dan tidak ada yang menyamainya. Dalam Al-Quran dapat diketahui bahwa ada 99 nama sifat Tuhan yang disebut dengan al-Asma’ul Husna.
3) Allah Maha Esa dalam Perbuatan-PerbuatanNya.
Artinya kita meyakini bahwa Tuhan Yang Maha Esa tiada tara dalam melakukan sesuatu, sehingga hanya Dialah yang dapat berbuat menciptakan alam semsta ini.
4) Allah Maha Esa dalam WujudNya
Artinya bahwa wujud Allah lain sekali dengan wujud alam semsta. Ia tidak dpat disamakan dan dirupakan denga apapun juga. Dalam keyakinan Islam keEsaan allah itu terbukti dengan tidak ada satupun yang menyamai dan serupa dengan wujudnya.
5) Allah Maha Esa dalam menerima Ibadah
Artinya bahwa allah sajalah yang berhak disembah dan menerima amalan ibadah. Dan hanya kepadanyalah yang patut meminta pertolongan, yang dimaksud dengan ibadah disini adalah segala sesuatu perbuatan manusia yang disukai oleh Allah, baik dengan kata-kaa maupun perbuatan. Jadi keyakiann ini pada intinya adalah hanya Allah lah yang wajib disembah, hanya kepadanya seluru amalan ibadah yang kita lakukan.
6) Allah Maha Esa dalam Menerima Hajat dan Hasrat manusia
Artinya bila seseorang manusia hendak menyampaikan maksud, permohonan atau keyainannyan lansunglah sampaikan kepada-Nya, kepada Allah sendiri tanpa perantara media apapun terkecuali dalam ibadah dan doa.
7) Allah Maha Esa dalam memberi Hukum
Artinya Allah lah satu-satunya pemberi hukum yang tertinggi, dalam keyakinan ini seorang muslim percaya bahwa adanya hukum-hukum alam, sebagai umat muslim hendaknya harus patuh, taat dan patuh serta menyakini kebenaran hukum syariat Allahyang disampaikan oleh Nabi Muhammmad SAW kepada manusia dan menjadikan sebagai jalan hidup. Jalan hidup yang dikehendaki Allah menurut aqidah adalah jalan hidup Islam. Jalan hidup Islam disebut juga dengan syariat Islam.
b. Keyakinan Kepada Malaikat-Malaikat
Malaikat adalah makhluk gaib, tidak dapat ditangkap oleh pancaindera manusia, akan tetapi atas izin Allah malaikat bisa menjelama seperti manusia sama halnya dengan malaikai Jibril. Beriman kepada malaikat ini adalah meyakini bahwasanya adanya kehidupan rohani yang harus dikembangkan sesuai dengan dorongan para malaikat itu.
c. Keyakinan Kepada Kitap-Kitap Suci
Kitab itu memuat wahyu Allah, wahyu mengandung arti suara, bisikan, isyarat, tulisan. Jadi wahyu itu adalah firman Allah yang disampakan oleh malaikat Jibril kepada Rasul-Nya. Dalam hal ini kitta sebagai umat Islam hendaknya menyakini kitab-kitab Allah dan mengamalkannya.
d. Keyakinan Kepada Nabi dan Rasul Allah
Artinya menyakini bahwa Nabi dan Rasul tersebut adalah utusan Allah yang membawa aqidah tauhid yang dapat merobah umat manusia supaya beraqidah Islam dan beraklah mulia. Didalam al-Quran ada 25 nabi Allah, dan diantaranya ada sebagai rasul Allah yaitunya ; Daut AS, Musa AS, Isa AS, Muhammad SAW.
e. Keyakinan Kepada Akan Adanya Hari Akhir
Keyakinan ini sangat penting ditanamkan dalam hati seorang muslim, sebab tanpa mempercayai akhiratsma halnya dengan orang yang tidak mempercayai agama Islam, walaupun ia mengatakan percaya kepada Allah, Al-quran, Nabi Muhammad.
Menurut Abdul a’la Maududi, mengatakan manusia tidak lepas begitu saja kedunia ini sebagai binatang yang tidak bertanggungjawab, mealiankan akan dipertanggungjawabkan atas segala perbuatan kepada Allah di akhirat kelak. Keyakinan kepada hari akhir ini membuat manusia tergolong kepada 3 kelompok yaitu :
1. Manusia yang tidak percaya kepada hari akhir dan memandang kehidupan diduania ini sebagai satu-satunya kehidupan.
2. Manusia yang tidak menyangkal adanya hari akhirat, tetapi bergantung kepada campur tangan atau bantuan pihak lain untuk mensucikan diri dan menebus dosa-dosanya.
3. Manusia-manusia yang yakin pada hari akhir pada hari akhirat sebagaimana dterangkan dalam ajaran Islam.
Jadi orang yang yakin kepada hari akhir itu bearti ia akan ia bertangungjawab terhadap segala perbuatan yang dilakukan, memperoleh pengawasan dalam dirinya setiap saat ia menyimpang dari jalan yang banar. Kesadaran akan adanya pegawasan didalam dirinya itu membuat manusia menjadi takwa dan takut kepada Allah walaupun tidak ada orang lain yang mnyaksikan perbuatannya. Keyakinan kepada hari akhir inilah yang mendorongkan manusia menyesuaikan diri dengan kerangka nilai abadi yang ditetapkan Allah, dan juga dapat menolong manusia memperkembangkan kepribadiannya secara sehat dan mantap.
f. Keyakinan Kepada Qada dan Qadar.
Keyakinan ini juga dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah : 285 yang berbunyi :
z`tB#uä ãAqß™§9$# !$yJÎ/ tAÌ“Ré& Ïmø‹s9Î) `ÏB ¾ÏmÎn/§‘ tbqãZÏB÷sßJø9$#ur 4 <@ä. z`tB#uä «!$$Î/ ¾ÏmÏFs3Í´¯»n=tBur ¾ÏmÎ7çFä.ur ¾Ï&Î#ß™â‘ur Ÿw ä-ÌhxÿçR šú÷üt/ 7‰ymr& `ÏiB ¾Ï&Î#ß™•‘ 4 (#qä9$s%ur $uZ÷èÏJy™ $oY÷èsÛr&ur ( y7tR#tøÿäî $oY/u‘ šø‹s9Î)ur çŽÅÁyJø9$# ÇËÑÎÈ
“Rasul Telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
4. Analisa Penulis
Menurut penulis hadits ini berbicara mengenai pendidikan aqidah, aqidah disini secara bahasa ialah ikatan, jadi secara istilah yang dikatakan aqidah itu adalah sesuatu yang mengikat. Yang dimaksud aqidah disini adalah aqidah tauhid, aqidah tauhid itu erat kaitannya dengan keimanan seseorang. Yang mana yang wajib diimani bagi seorang muslim adalah seperti yang tercantum dalam rukun iman.
B. Pendidikan Ibadah
Pendidikan ibadah yang dimaksud di sini adalah proses pengajaran, pelatihan dan bimbingan dalam pengamalan ibadah khusus. Dalam hal ini sesuai dengan hadits dibawah ini :
1. Lafal hadist dan Terjemahan Hadits
حدثنا عبد الله حدثنى أبى ثنا يحي عن مجالد قال حدثنى عامر عن مسروق قال فلت لعائشة هل كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول شيااذادخل البيت قالت كان اذادخل البيت تمثل لوكان لا بن ادم واديان من مال لا بتغى وادياثالثا ولايملأفه الاالتراب وماجعلنا المال الالاقام الصلاة وايتاء الزكاة ويتوب الله على من تاب
“Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Musa dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Hanzhalah bin Abu Sufyan dari 'Ikrimah bin Khalid dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Islam dibangun diatas lima (landasan); persaksian tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadlan.”
2. Informasi Mu’jam al-Hadits
Dalam penelusuran hadits diatas penulis menggunakan kata الزكاة yang mana kata dasarnya adalah زكى , dari kata dasar tersebut penulis memperoleh informasi dalam Mu’jam Juz 2, halaman 339 sebagai berikut:
إقام الصلاة وإيتاء الزكاة د͞ سنة ١٥, حم͞ ١, ٢٢٨ , ٢ , ٢٦ , ٤ , ١٤ , ٥, ٢١٩, ٢٤٦, ٦, ٥٥,, دى͞ بيوع ٩.
3. Syarah Hadist
Hadits diatas berbicara mengenai pendidikan ibadah, yang mana melaksanakan ibadah itulah yang merupakan wujud dari rasa syukur kita kepada Allah SWT, sebagai Sang pencipta.
Ibadah secara bahasa artinya adalah taat, tunduk, doa. Secara istilah ibadah adalah segalah ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai keridahahan Allah dan mengharapkan pahalah diakhirat. Secara hakekat ibadah adalah “ketundukan jiwa yang timbul dari karena hati (jiwa) merasakan cinta akan Tuhan yang ma’bud dan merasakan kebesaran-Nya, lantaran beriqtiqad bahwa bagi alam ini ada kekuasaan yang akal tak dapat mengetahui hakikatnya”.
Dalam beribadah kepada Allah faktor yang tidak kalah penting yang menjadi syarat diterimanya suatu ibadah, dan perlu diajarkan dan didik sejak dini adalah :
a. Ikhlas, yaitu melaksanakan ibadah harus didasarkan dengan keikhlasan, sesuai dengan firman Allah surat Az-Zumar ayat 11-12 yang berbunyi :
ö@è% þ’ÎoTÎ) ßNöÏBé& ÷br& y‰ç7ôãr& ©!$# $TÁÎ=øƒèC çm©9 tûïÏe$!$# ÇÊÊÈ ßNöÏBé&ur ÷bL{ tbqä.r& tA¨rr& tûüÏHÍ>ó¡ßJø9$# ÇÊËÈ
11. Katakanlah: "Sesungguhnya Aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.
12. Dan Aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri".
b. Melaksanakan ibadah dilaksanakan secara sah dan benar dan sesuai dengan petunjuk syara’, sesuai dengan firman Allah surat Al-Kahfi ayat 110 yang berbunyi :
ö@è% !$yJ¯RÎ) O$tRr& ׎|³o0 ö/ä3è=÷WÏiB #Óyrqム¥’n<Î) !$yJ¯Rr& öNä3ßg»s9Î) ×m»s9Î) Ó‰Ïnºur ( `yJsù tb%x. (#qã_ötƒ uä!$s)Ï9 ¾ÏmÎn/u‘ ö@yJ÷èu‹ù=sù WxuKtã $[sÎ=»|¹ Ÿwur õ8ÎŽô³ç„ ÍoyŠ$t7ÏèÎ/ ÿ¾ÏmÎn/u‘ #J‰tnr& ÇÊÊÉÈ
“Katakanlah: Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
Melaksanakan ibadah kepada Allah sangatlah penting, dan sangat diajurkan sebagai mana yang terdapat dalam Q.S. Az-Zariyat : 56 yang berbunyi ;
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbr߉ç7÷èu‹Ï9 ÇÎÏÈ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Dari ayat diatas jelas bahwasanya melaksanakan ibadah tersebut sangatlah dianjurkan oleh Allah. Maka dari itu untuk melaksanakan ibadah tersebut hendaknya ditanamkan dan dididik dan dibiasakan sejak dini supaya dengan semua itu ibadah yang dikalsanakan dapat diterima dan diridhai oleh Allah SWT.
4. Analisa Penulis
Menurut penulis dalam melaksanakan ibadah, yang perlu dididik dan dibiasakan adalah :
a) Mengetahui cara beribadah secara benar dan sah menurut syara’.
b) Memupuk rasa keiklasan dalam melaksanakan ibadah.
c) Menjadikan ibadah tersebut sebagai kebutuhan.
d) Membiasakan diri dalam melaksanakan ibadah.
e) Melaksanakan ibadah hanya semata-mata mengharapkan ridha dari Allah SWT.
C. Pendidikan Akhlak
1. Lafal hadist dan Terjemahan Hadits
٤٦٨٢- حدثنا أحمد بن حنبل, حدثنا يحيي بن سعيد عن محمد بن عمرو عن أبي سلمة عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا.
“Dari Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda : sesunggunya orang- orang mukmin yang terbaik (muliah) adalah orang yang paling baik akhlaknya.”
2. Informasi Mu’jam al-Hadits
Dalam penelusuran hadits diatas penulis menggunakan kata أخلاق yang mana kata dasarnya adalah خلق , dari kata dasar tersebut penulis memperoleh informasi dalam Mu’jam Juz 2, halaman 75 sebagai berikut:
من أخيركم أحسنكم خلقا خ͞ أدب ٣٨, ٣٩, د͞ سنة ١٤, ت͞ رضاع ١١, أيمان ٦, جه͞, زهد ٣١, دى͞ رقاق ٧٤, حم͞ ٢, ١٨٥, ٢٦٩, ٤٠٣, ٤٦٧,٤٦٩, ٤٨١, ٥٢٧, ٥, ٨٩, ٩٩, ٦, ٤٧, ٩٩.
3. Syarah Hadist
Hadits diatas berbicara mengenai pendidikan akhlak, dimana dalam hadits diatas mengatakan yang paling mulia orang mukmin adalah orang yang memiliki akhlak yang mualia dan baik. Yang mana akhlak itu sendiri adalah tingkah laku, perangai yang bersifat manusiawi. Makna akhlak lebih lanjut adalah sebagai berikut :
a) Pengertian Akhlak.
Secara bahasa akhlak berasal dari kata خلق yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Secara istilah akhlak yaitu :
1) Menurut Ibnu Miskawaih
حال للنفس داعية لهاإنى أفعالها من غير فكروروية
“Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran(lebih dalu.”
2) Menurut Iman al-Gazali
الخلق عبارة عن هنة فى النفس راسخة عنه تصدر الأفعال بسهر لة ويسر من غير حاجة إلى فكروروية
“Akhlak adaah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari pada timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran( lebih dahulu).”
3) Menurut Dr. Ahmad Amin
عرف بعضهم الخلق بانه عادة الإرادة إذا عتادت شنا فعادتها هي المسما بالحلق
“Sementara ornag mengetahui bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya kehendak itu bila membiasakan sesuatu kebiasan itu dinamakan akhlak.”
4) Menurut Ibrahim Anis
الحلق حال للنفس راسخة تصدر عنها الأعمال من خير أو شر من غير حاخة إلى فكرورية
“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.”
5) Menurut Abdul Karim Zaidan
مجموعة من المعاتى والصفات المستقرة فى النفس وفى ضوءها وميزا نها يهسن الفعل فى نظر الإنسان أو يقبح ومن ثم يقدم أويحجم عنه
“Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik buruk, untuk kkemudian memilih malakukan atau meninggalkannya.”
6) Menurut Abdul Hamd Yunus
الأخلاهى صفات الانسان الادابية
“Akhlak adalah segalah sifat manusia yang terdidik”
Jadi dapat dimaknai akhlak itu ialah suatu tabiat, perangai dan tingkah laku yang bersifat manusiawi, yang menunjukkan kalau baik akhlaknya barang tentulah baik pula keimanannya
b) Ciri-ciri Akhlak dalam Islam.
Diantara ciri-ciri akhlak dalam Islam adalah :
1. Akhlak bersifat Rabbani
Ajaran dalam Islam bersumber dari Wahyu Illahi yang termasuk dalam al-Quran dan Sunnah. Dalam al Quran terdapat kira-kira 1500 ayat yang mengandung ajaran akhlak, baik teoritis maupun praktis, demikian juga yang terdapat dalam hadits Rasulullah seperti hadits diatas.
Sifat Rabbani dari akhlak juga menyangkut tujuannya yanitu untuk memperoleh kebahagian didunia kini, dan di akhirat nanti. Cir Rabbani ini juga menegaskan bahwa akhlak dalam Islam bukanlah moral yang kondisional dan situasional, tetapi akhlak yang benar-benar memilki nilai yang mutlak. Akhlak Rabbanilah yang dapat menghadapi kakacauan nilai moralitas dalam hidup manusia. Seperti dalam Q.S. Al-An’am : 153 yang berbunyi :
¨br&ur #x‹»yd ‘ÏÛºuŽÅÀ $VJŠÉ)tGó¡ãB çnqãèÎ7¨?$$sù ( Ÿwur (#qãèÎ7Fs? Ÿ@ç6¡9$# s-§xÿtGsù öNä3Î/ `tã ¾Ï&Î#‹Î7y™ 4 öNä3Ï9ºsŒ Nä38¢¹ur ¾ÏmÎ/ öNà6¯=yès9 tbqà)Gs? ÇÊÎÌÈ
“Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)[152], Karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.”
2. Akhlak bersifat Manusiawi
Ajaran akhlak dalam Islam sejalan dan memenuhhi tntutan fitra manusia. Yang mana ajaran akhlak ini dlam Islam diperuntukkan bagi manusia yang merindukan kebahagiaan hakiki, bukan kebahagian sementara. Akhlak dalam Islam adalah akhlak yang benar-benar memelihara eksitensi manusia sebagai makhluk terhormat, sesuai dengan fitranya.
3. Akhlak bersifat Universal
Ajaran akhlak dalam Islam sesuai dengan kemanusiaan yang universal dan mencakup segala aspek kehidupan manusia. Sebagai contoh dalam al-Quran menyebutkan sepulu macam keburukan yang wajib dijauhi oleh setiap orang yaitu sesuai dengan Q.S. Al-An’am : 151-152 yang berbunyi :
* ö@è% (#öqs9$yès? ã@ø?r& $tB tP§ym öNà6š/u‘ öNà6øŠn=tæ ( žwr& (#qä.ÎŽô³è@ ¾ÏmÎ/ $\«ø‹x© ( Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ômÎ) ( Ÿwur (#þqè=çFø)s? Nà2y‰»s9÷rr& ïÆÏiB 9,»n=øBÎ) ( ß`ós¯R öNà6è%ã—ötR öNèd$ƒÎ)ur ( Ÿwur (#qç/tø)s? |·Ïmºuqxÿø9$# $tB tygsß $yg÷YÏB $tBur šÆsÜt/ ( Ÿwur (#qè=çGø)s? š[øÿ¨Z9$# ÓÉL©9$# tP§ym ª!$# žwÎ) Èd,ysø9$$Î/ 4 ö/ä3Ï9ºsŒ Nä38¢¹ur ¾ÏmÎ/ ÷/ä3ª=yès9 tbqè=É)÷ès? ÇÊÎÊÈ Ÿwur (#qç/tø)s? tA$tB ÉOŠÏKuŠø9$# žwÎ) ÓÉL©9$$Î/ }‘Ïd ß`|¡ômr& 4Ó®Lym x÷è=ö7tƒ ¼çn£‰ä©r& ( (#qèù÷rr&ur Ÿ@ø‹x6ø9$# tb#u”ÏJø9$#ur ÅÝó¡É)ø9$$Î/ ( Ÿw ß#Ïk=s3çR $²¡øÿtR žwÎ) $ygyèó™ãr ( #sŒÎ)ur óOçFù=è% (#qä9ωôã$$sù öqs9ur tb%Ÿ2 #sŒ 4’n1öè% ( ωôgyèÎ/ur «!$# (#qèù÷rr& 4 öNà6Ï9ºsŒ Nä38¢¹ur ¾ÏmÎ/ ÷/ä3ª=yès9 šcrã©.x‹s? ÇÊÎËÈ
151. Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu Karena takut kemiskinan, kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).
152. Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.
4. Akhlak bersifat Keseimbangan
Ajaran akhlak dalam Islam berada ditengah-tengah antara yang mengkhayalkan manusia sebagai malaikat yang menitikberatkan segi kebaikannya yang menghayalkan manusia seperti hewan yang menitikberatkan sifat keburukannya saja.
Manusia menurut pandangan Islam memiliki 2 kekuatan dalam didalam dirinya yaitu kekuatan baik pada hati nurani dan akalnya dan kekuatan buruk pada hawa nafsuya. Manusia memiliki naluri hewani dan ruhania malaikat, maksudnya manusia tersebut terdiri dari jasmani dan rohani, dan itu semua membutukan keseimbangan karena manusia tidak hanya hidup didunia saja aka tetapi untuk akhirat yang kekal nantinya.
Akhlak Islam memenuhi tuntutan kebutuhan manusia, jasmani dan ruhani secra seimbang memenuhi tuntutan hidup bahagia didunia dan di akhirat secara seimbang.
5. Akhlak bersifat Realistik
Ajaran akhlak dalam Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia. Meskipun manusia dinyatakan sebgai makhluk yang memiliki kelebihan akan tetap tiak lepas dari makhluk tersebut memiliki kelemahan dan sehingga dapat berbuat kesalahan dan pelanggaran. Oleh sebab itu Islam memebrikan kesempatan kepada manuasi waktu untuk bertaubat.
c) Macam – macam Akhlak.
1. Akhlak Tercelah
Menurut Imam al-Qazali akhlak tercelah ini dikenal sebagai sifat – sifat muhlikat yaitu segalah tingkah laku manusia yang dapat membawanya kepada kebinasaan dan kehancuran diri, yang tentu saja bertenntangan dengan fitrahnya yang selalu mengara kebaikan. Menurutnya ada 4 hal yang mendorong manusia melakukan perbuatan tercela (maksiat) diantaranya :
a. Dunia dan isinya, yaitu berbagai hal yang bersifat material (harta, kedudukan), yang ingin dimiliki manusia sebagai kebutuhan dalam melansungkan hidupnya agar bahagia.
b. Manusia, selain mendatangkan kebaikan, manusia dapat mengakibatkan keburukan, seperti istri dan anak, karena kecintaan kepada mereka, misalnya dapat melalaikan manusia dari kewajibannya terhadap Allah dan tehadap sesama.
c. Setan (iblis). Setan adalah musuh manusia yang paling nyata, ia menggoda manusia melalui batinnya, untuk berbuat jahat dan menjauhi Tuhan.
d. Nafsu.
Pada dasar sifat dan perbuatan yang tercela dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Maksiat Lahir
Adalah pelanggaran oleh orang yang berakal baliq, kareena melakukan perbuatan yang dilarang dan meninggalkan perbuatan yang diwajibkan. Maksiat lahir ini terbagi juga kedalam :
1. Maksiat lisan
2. Maksiat telinga
3. Maksiat mata
4. Maksiat tangan
b. Maksiat Batin
Adalah lebih berbahaya dibandingkan dengan maksiat lahir, karena tidak terlihat dan lebih sulit untuk dihilangkan. Maksiat batin ini berasal dari hati manusia. Contohnya ; marah, dongkol, dengki, sombong.
2. Akhlak Terpuji
Akhlak yang sesuai dengan ajaran syaria Islam, menurut Hamka hal yang mendorong untuk berbuat baik adalah :
a. Karena bujukan atau ancaman dari orang lain
b. Mengharap pujian atau karena takut mendapat cela
c. Karena kebaikan dirinya (dorongan hati nurani)
d. Mengharap pahalah dan surga
e. Mengharap pujian dan takut azab Allah
f. Mengharap keridhahan Allah semata.
d) Keistimewaan berakhlak mulia
1. Sebagai orang yang paling sempurna imannya. Sesuai dengan HR. Abu Daud yang artinya :
“Orang mukmin yangpaling sempurna adalah orang yang paling baik akhlaknya.”
2. Kedekatan kedudukan dengan Nabi SAW, sesuai dengan HR. At-Tirmidzi yang artinya :
“Sesunggunya orang yang paling aku cintai ddan yang paling dekat tempat duduknya dari pada ari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya.”
3. Penyebab manusia masuk surga, sesuai dengan HR At-Tirmidzi yang artinya :
“Penyebab utama masuknya manusia kesurga adlah bertakwa kepada Allah dan kebaikan akhlaknya.”
4. Sama kedudukannya dengan orang rajin melaksanakan puasa dan shalat malam, sesuai dengan HR. Abu Daud yang artinya :
“Sesunggunya orang mukmin dengan akhlak yang baik akan mendapatkan kedudukan yang sama dengan orang yang ( rajin) melaksanakan puasa dan shalat malam.”
Dalam hal ini untuk mengetahui kekurangan diri kita yaitu dengan cara yaitu :
1. Bertemanlah dengan orang baik agar ia menilai kita.
2. Mengetahui musuh-musuh, karena mereka tidak dapat perna memuji kita.
3. Menghadiri cerama keagamaan
4. Menkaji sejarah Nabi Muhammad SAW, agar kita dapat mengetahui perbuatan akhlak kita.
e) Pembentukkan atau Pendidikan Akhlak dan Faktor yang Mempengeruhinya.
Islam memandang akhalka sangat pening dlama kehidupan, bahkan Islam menegasakan akhlak ini merupakan mis yang pertama. Sesuai dengn sabda Rasulullah SAW yang berbunyi :
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
“Sesunggunya saya diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak umat manusia.”
Maka dari itu dalam islam dianjurkan kepada orang tua untuk langka awal mendidik anak supaya memiliki akhlak yang baik, naik kepada Allah, dirinya dan sesama makhluk, sesuai dengan firman Allah Q.S. Al-Lukman : 12-19.
Menurut Dr. Hasan Fahmi mengemukakan cara pendidikan akhlak yaitu :
1. Memberi petunjuk dan pendekatan, dengan cara menerangkan mana yang baik dan mana yang buruk.
2. Mempergunakan insting untuk mendidik anak dengan cara ;
a) Dengan pujiian dan sanjungan
b) Dengan percontohan/ jadi tauladan
c) Dengan bermasyarakat
d) Pembiasaan sejak dini/kecil.
Menurut M. Athiyah al-Abrsyi ada 3 metode yang paling tepat dalam pendidikan akhlak yaitu ;
1. Pendidikan secara lansung, yaitu dengan cara mempergunakan petunjuk, tuntutan, nasehat.
2. Pendidikan secara tidak lansung yaitu dengan jalan sugesti.
3. Mengambil manfaat dari kecedrungan da pembawaan anak-anak dalam rangka pendidikan akhlak.
Dalam pembentukan akhlak ada bebrapa hal yang mempengaruhinya yaitu :
1. Insting (Naluri)
Aneka corak refleksi atau tindakan dan pebuatan manusia dimotivasi oleh potensi kehendak yang dimotori oleh insting seseorang. Yang mana insting merupakan seperangkat tabiat yang dbaw asejak lahir.para psikologis menjelasan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingka laku.
2. Adat kebiasaan
Adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan.
3. Keturunan
Yaitu sifat yang dituunkan oleh kedua orang tuanya.
4. Milieu
Yaitu suatu yang melingkupi tunuh yang hidup, meliputi tanah dan udara. Atau segala sesuatu yang melingkupi manusia secara luas, baik itu berhubungan dengan lingkungan alam, maupun lingkungan sosial kemasyarakatan.
4. Analisa Penulis
Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwasanya akhlak adalah tabiat, perangai yang telah mendara daging pada diri seseorang dan bahkan telah menjadi jati diri pada diri seseorang. Sesuai dengan hadits diatas penulis sepakat mengatakan bahwa orang yang paling mulia dan terbaik itu adalah orang yang memiliki akhlak yang muliah (baik). Jadi dalam hal ini menurut penulis dalam pendidikan akhlak ini supaya menuju akhlak yang mulia dan menjadi orang yang terbaik adalah dengan cara :
a. Niat, yaitu dalam diri seseorang tersebut harus ada niat untuk berakhlak yang mulia tersebut terdahulu sehingga dengan adanya niat maka akan lebih mudah untuk berbuat menuju akhlak yang mulia.
b. Melalui pendidikan baik pendidikan keluarga, yaitu melalui keteladanan dari kedua orang tua.
c. Melalui pendidikan sekolah, yaitu dengan adanya keteladanan dari guru dan segala aspek pendidikan.
d. Melalui pendidikan di masyarakat, yaitu dengan adanya norma-norma dan nilai-nilai kehidupan ditengah masyarakat, serta bergaul dengan orang-orang shaleh.
e. Melalui pembiasaan, yaitu dengan telah dilakukan berulang-ulang perbuatan yang baik tersebut maka dibiasakan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
D. Pendidikan Hati
1. Lafal hadist dan Terjemahan Hadits
٤١٤٣- حد ثنا أحمد بن سنان, ثنا كثير بن هشام, حدثنا جعفر بن برقان, ثنا يز بد ابن الأصم, عن أبى هريرة رفعه إلى النبى صلى الله عليه وسلم قال : إن الله لا يتظر إلى صوركم وأموالكم إنما ينظر إلى أعمالكم وقلوبكم
“Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda : sesunggunya Allah tidak memandang bentuk dan hartamu, tetapi dia melihat perkerjaanmu (amalmu) dan hatimu.”
2. Informasi Mu’jam al-Hadits
Dalam penelusuran hadits diatas penulis menggunakan kata قلوبكم yang mana kata dasarnya adalah قلب , dari kata dasar tersebut penulis memperoleh informasi dalam Mu’jam Juz 5, halaman 459 sebagai berikut:
ولكن ينظر ألى قلوبكم وأعما لكم م͞ بر ٣٢, ٣٣, جه͞ زهد ٩, حم͞ ٢, ٢٨٥,٥٣٩,
3. Syarah Hadist
Dalam hadits diatas dibicarakan bahwasanya Allah SWT, lebih memandang hati dari umatnya ketimbang melihat harta dan bentuknya. Maka dari dari itu hati seorang umat sebagai hambah Allah hendaknya bersih dari segala kemunafikan, buruk sangka, serta hendaknya dalam melaksanakan sesuatu hanya semata-mata mengharapkan ridha dari Allah SWT.
4. Analisa Penulis
Menurut penulis dalam beribadah yang terpenting adalah hati, maksudnya dalam beribadah kepada Allah hendaklah dengan hati yang suci dan penuh dengan keikhlasan. Maka dari itu hati seorang muslim tersebut harus terhindar dari segala kemunafikan. Jadi hendaknya dalam hati tertanam kemulian dan keikhlasan dalam beribadah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwasanya :
1. Pendidikan akidah adalah proses pembinaan dan pemantapan kepercayaan dalam diri seseorang sehingga menjadi akidah yang kuat dan benar. Proses tersebut dapat dilakukan dalam bentuk pengajaran, bimbingan, dan latihan.
2. Pendidikan ibadah yang dimaksud di sini adalah proses pengajaran, pelatihan dan bimbingan dalam pengamalan ibadah khusus.
3. Pendidikan akhlak adalah pendidikan kepribadian guna membentuk insan yang berakhlak mulia dan dicintai oleh Allah.
4. Pendidikan hati adalah pendidikan yang berkenaan dengan qalbu, agar hati atau qalbu seorang muslim tersebut dalam beribada hanya semata-mata mengharapkan ridha dari Allah SWT.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis berharab kepada pembaca hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai pedoman dan dapat menambah wawasan pembaca terutama mengenai permasalahan yang dibahas dalam makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar