HADITS TARBAWI
Tentang:
FASE/ PERIODESASI PENDIDIKAN ISLAM
Oleh:
ZAINAL MASRI
Dosen
:
Drs, BUKHARI UMAR, M.Pd.
SALMAH, MA
JURUSAN
TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BATUSANGKAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia
sekarang ini banyak manusia yang tidak lagi begitu memperhatikan
pendidikan, sehingga anak-anak dan keluarganyapun tidak begitu
dipikirkan masalah pendidikannya tersebut. Apalagi ditambah dengan
banyaknya pengaruh yang datang seperti globalisasi saat ini. Baik itu
dari dalam lingkungannya maupun pengaruh yang datang dari lingkungan
lainnya.
Pendidikan
merupakan suatu yang berguna bagi kehidupan manusia dalam menjalani
kehidupannya, apabila manusia tersebut tidak berpendidikan dia akan kaku
dalam menghadapi sesuatu yang belum pernah ia ketahui sebelumnya,
berbeda dengan orang yang berpendidikan. Orang yang berpendidikan
apabila ia menemui sesuatu ia akan menggunakan akalnya sesuai
kemampuannya sesuai dengan pendidikan yang pernah ia pelajari.
Dalam keluarga
hendaknya pendidikan anak harus lebih diperhatikan, agar nantinya
menjadikan anak yang mau di didik, sehingga sebagai orang tua berhasil
dalam mendidik anaknya. Dalam makalah ini pemakalah akan membahas hadits
tentang fase/ periodesasi pendidikan Islam. Yang mana pemakalah akan
membahas mengenai:
a. pendidikan Islam
masa pra konsepsi,
b. masa
pranatal,
c. pendidikan
masa bayi dan anak-anak,
d. pendidikan
Islam masa remaja, dan
e. pendidikan
Islam masa dewasa.
Semoga dengan
adanya makalah ini bisa dijadikan pelajaran atau pedoman dengan melihat
kepada contoh yang diberikan Rasulullah saw, serta bisa mengambil
kesimpulan dari pendidikan yang terkandung di dalamnya, sehingga bisa
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan keadaannya
masing-masing individu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Islam
Masa Pra Konsepsi
1. Hadits
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا
وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ
تَرِبَتْ يَدَاكَ[1]
2. Terjemahan
“Abu Hurairah meriwayatkan bahwa
Nabi SAW bersabda,
“Perempuan itu dinikahi karena empat faktor, yaitu karena hartanya,
keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah yang beragama
engkau akan selamat.”
3. Asbabul wurud
Sepanjang penelusuran pemakalah, pemakalah tidak menemukan
asbabul wurud hadits ini.
4. Syarahan
Dalam hadits
tersebut pemakalah merujuknya ke mu’jam dengan potongan kata تَرِبَتْ dan pemalakah menemukannya dalam kitab
shahih bukhari juz 2 pada kitab nakaha.
Apabila seseorang
hendak menikahi seorang perempuan, dalam hadits tersebut dijelaskan
bahwasanya dilihat dengan empat perkara yaitu sebagai berikut:
a. Karena
hartanya
b. Karena
keturunannya
c. Karena
kecantikannya
d. Dan
karena agamanya
5. Analisis
Dalam hadits di atas menjelaskan
bahwasanya, apabila seorang lelaki hendak mencari istri, hendaknya ia
melihat atau mencari perempuan dengan melihat kecantikannya,
kekayaannya, keturunannya, serta agamanya.
Dalam pendidikan Islam itu perlu
diperhatikan, karena sebagaimana Allah melarang orang yang menikahi
wanita kafir, firman Allah dalam surat Al-baqarah:221
wur (#qßsÅ3Zs? ÏM»x.Îô³ßJø9$# 4Ó®Lym £`ÏB÷sã 4 ×ptBV{ur îpoYÏB÷sB ×öyz `ÏiB 7px.Îô³B öqs9ur öNä3÷Gt6yfôãr& 3 wur (#qßsÅ3Zè? tûüÏ.Îô³ßJø9$# 4Ó®Lym (#qãZÏB÷sã 4 Óö7yès9ur í`ÏB÷sB ×öyz `ÏiB 78Îô³B öqs9ur öNä3t6yfôãr& 3 y7Í´¯»s9'ré& tbqããôt n<Î) Í$¨Z9$# ( ª!$#ur (#þqããôt n<Î) Ïp¨Yyfø9$# ÍotÏÿøóyJø9$#ur ¾ÏmÏRøÎ*Î/ ( ßûÎiüt7ãur ¾ÏmÏG»t#uä Ĩ$¨Y=Ï9 öNßg¯=yès9 tbrã©.xtGt ÇËËÊÈ
221.” dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita
musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin
lebih baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan
janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita
mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih
baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka mengajak ke
neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia
supaya mereka mengambil pelajaran”.
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Allah
melarang lelaki menikahi wanita musyrik, karena itu akan berpengaruh
kepada keturunannya kelak, yang mana anak akan memilih agama dari kedua
agama yang di anut oleh orang tuanya berlainan, dan bahkan bisa membuat
anak juga tidak memilih dari agama keduanya. Selanjutnya apabila orang
tuanya berbeda agama, akan timbul berbagai benturan dan kesulitan di
lingkungan keluarga dalam pelaksaan ibadah, pendidikan anak, pengaturan
menu makanan, tradisi keagamaan, dll, maka dari semua itulah di larang
disebabkan banyaknya terjadi kemudharatan.[2]
Dalam arti lain bahwasanya melindungi pendidikan anak dimulai dengan
memerhatikan pencarian pasangan hidup itu sendiri. Walaupun fisiknya
cantik akan tetapi agamanya kurang, hal demikian belumlah sempurna. Maka
yang demikian itulah yang harus diperhatikan dalam mencari pasangan
hidup, dengan tujuan bisa atau berhasil mendidik anaknya kelak sehingga
tercapailah keluarga yang bahagia.
B. Pendidikan Islam
Masa Pranatal
1. Hadits
حدسنا حما د بن زين حدشنا
عبيد الله بن أبي بكر عن أتس بن مالك ورفع الحد يب أنه قال ان الله عز وجل
قد وكل بالر حم ملكا فيقول أي رب نطفقة
أي رب علقة لأي رب مضغة فاذا أراد
الله أن يقضي خلقا قال قال الملك أي رب ذكر أو أنشى شقي
أو سعيد فما الأجل فيكتب كذلك في بطن أمه[3]
2. Terjemahan
“Dari Abdullah bin Mas'ud berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " … Ketahuilah,
bahwasanya orang yang sengsara itu adalah orang yang sengsara di perut
ibunya, dan orang yang berbahagia adalah orang yang diberi nasehat
dengan selainnya.”
3. Asbabul wurud
Sepanjang penelusuran pemakalah,
pemakalah tidak menemukan asbabul wurud mengenai hadits ini.
4. Syarahan
Dalam hadits tersebut pemakalah
merujuknya ke mu’jam dan menemukannya di mu’jam juz 3 dengan potongan
kata شقي,
dan pemakalah
menemukannya pada shahih muslim pada kitab qadara.
Adapun dalam hadits di atas menjelaskan
tentang orang yang sengsara adalah orang yang berada dalam perut ibunya,
sedangkan orang yang bahagia adalah orang yang diberi nasihat.
Pendidikan anak pranatal merupakan
kewajiban orang tua yang harus di amalkan. Anak adalah makhluk ciptaan
Allah SWT yang hadir di tengah keluarga atas dasar fitrah. Mereka
menjadi sumber kebahagiaan keluarga yang harus dijaga dan dipertahankan
kesuciannya oleh kedua orang tuanya dan seluruh anggota keluarga
lainnya, guna kelestarian pertumbuhan kepribadian mereka secara
totalitas. Berkenaan dengan hal tersebut firman Allah surat At-tahrim: 6
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydßqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pkön=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâxÏî ×#yÏ© w tbqÝÁ÷èt ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtur $tB tbrâsD÷sã ÇÏÈ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar